Forest Talk – Pentingnya Melestarikan Hutan karena hutan adalah paru-paru kita, beberapa hari yang lalu saya mengikuti acara Forest Talk With Netizen Jambi di Swiss-belhotel Jambi.
Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Doktor Sjahrir, inti dari kegiatan ini mengajak netizen Jambi untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar terutama hutan kita.
Selain kegiatan talk show, ada juga pameran produk dari UKM / UMKM lokal yang fokus memanfaatkan kekayaan alam tanpa harus merusak ekosistem itu sendiri, ada kain Vinto, Rengke, Ragel Jamur Crispy dan Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Jambi.
Apa Akibatnya jika Kita tidak Peduli terhadap Pelestarian Hutan?

Kalau membahas soal akibatnya jika kita tidak peduli terhadap pelestarian hutan, saya jadi teringat soal bencana kabut asap yang pernah melanda kota Jambi, seperti pada tahun 2015 (Kabut asap paling parah) dan bahkan saat artikel ini ditulis pun Jambi juga sedang dilanda bencana kabut asap kiriman dari daerah Pekanbaru dan juga Palembang.
Dulu waktu saya masih kuliah di Keperawatan UNJA (Universitas Jambi), kami para relawan mahasiswa rutin melakukan kegiatan cek kesehatan gratis, pelatihan cuci hidung dan juga membagi masker kepada masyarakat Jambi saat bencana asap terjadi.
Dokumentasi Kegiatan Peduli Kesehatan Masyarakat Kota Jambi Tahun 2015
Hutan itu perlu dijaga dan jangan dirusak, kita tahu sendiri bagaimana keadaan hutan di pulau Sumatera ini, sudah terlalu banyak hutan digunduli dan dijadikan lahan perkebunan sawit serta karet.
Padahal 15 tahun yang lalu Jambi tidak pernah yang namanya mengalami bencana kabut asap tahunan seperti saat ini, bayangkan saja hanya butuh 15 tahun saja keadaan ekosistem hutan dirusak dan dijadikan lahan perkebunan sawit serta karet sudah bisa menimbulkan dampak yang sangat besar bagi masyarakat Jambi dan sekitarnya.
Padahal yang menikmati hasil dari perusakan hutan itu sendiri hanya segelintir orang saja namun dampak yang dihasilkan malah kita yang merasakannya.
Seandainya saja peluasan lahan pertanian seperti sawit dan karet dibatasi dan hutan tetap dijaga kelestariannya, pasti kita tidak akan pernah merasakan bencana kabut asap setiap tahunnya seperti saat ini.
Yayasan Doktor Sjahrir Peduli terhadap Ekosistem Hutan Indonesia
Waktu mbak Katerina (travelerien.com) bilang ke saya, kalau mbak Katerina mau datang ke Jambi dan ngadain event soal peduli lingkungan gitu, saya bilang waktu itu kalau saya “Sangat tertarik sekali” karena kami sebagai orang Jambi haus sekali akan acara-acara seperti ini.
Di kota Jambi sendiri kesadaran soal lingkungan tidak terlalu tinggi, masih banyak warganya yang suka membuang sampah sembarang dan membakar sampah di perkarangan rumahnya.
Wali kota Jambi ataupun pemerintah daerah setempat juga kurang begitu memperhatikan pengelolaan sampah dan lingkungan di kota Jambi, kita bisa lihat dengan berapa banyak sih jumlah tempat pembuangan sampah yang ada di setiap desa sekitar kota Jambi? jawabannya tidak banyak.
Bahkan di sekitar desa Mendalo Indah saja tidak ada tempat untuk membuang sampah, makanya kebanyakan warga di sini membuang sampah sembarangan dan ada juga yang membakar sampah di sekitar rumah termasuk tetangga rumah saya.
Makanya saya sangat tertarik dengan event yang diselanggarakan Yayasan Doktor Sjahrir ini, ternyata masih ada yayasan atau lembaga yang peduli lingkungan dan rela melakukan road show keliling Indonesia dan mau mengunjungi kota Jambi.
Bagaimana Memahami & Menyikapi Perubahan Iklim yang Terjadi?
Event Forest Talk With Netizen Jambi sangat seru sekali, acara ini dimoderatori oleh bapak Amril Taufik Gobel. Dalam pembukaannya, Dr. Amanda Katili Niode selaku manager Climate Reality Indonesia memberikan materi tentang “Perubahan Iklim“.

Pada tahun 2018 secara global ada sekitar 60 juta orang terdampak akibat perubaan cuaca ekstrem seperti di Amerika terjadi penurunan hingga -40 derajat celsius dan di Australia suhu meningkat hingga 50 derajat celsius.
Sedangkan di Indonesia ada sekitar 2372 bencara yang terjadi selama tahun 2018, diantaranya paling banyak diakibatkan oleh bencana hidrometeorologi sebanyak 97%.
Mengakibatkan 3.5 Juta orang menderita dan mengungsi, buat kamu yang belum tahu apa itu hidrometeorologi?
lihat info di bawah:
INFO
Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi seperti angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi.

Bencana hidrometeorologi ini terjadi akibat ulah manusia, seperti limbah dari industri pertanian, tempat pembuangan sampah, produksi minyak, kebakaran hutan dan lain lain.
Ada banyaknya perubahan iklim yang terjadi karena kegiatan manusia di bumi ini, paling besar yang memberikan dampak adalah dari penggunaan lahan/kehutanan sekitar 61.6%, industri ada 0.7%, limbah 3.2%, pertanian 8.2% dan penerbangan & perkapalan 0.1% (Data CAIT/World Resources Institute cc by 4.0, 2016).
Mengerikan bukan akibat dari kegiatan yang kita lakukan sehari-hari tanpa sadar, sudah merusak iklim di bumi.
Lantas bagaimana cara kita untuk mencegah ataupun melakukan pencegahan agar kita bisa mengatasi masalah perubahan iklim ini? berikut solusi dari perubahan iklim yang dipaparkan oleh Dr. Amanda Katili Niode saat mengisi acara di Forest Talk With Netizen Jambi.

Pengelolaan Hutan Lestari dan Lanskap oleh Dr. Atiek Widayati
Setelah kita membahas mengenai perubahan Iklim, acara dilanjutkan dengan pembahasan soal “Pengelolaan Hutan Lestari dan Lanskap” oleh Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia.
Dr. Atiek Widayati memulai pembahasannya dengan mengulas bencana yang pernah terjadi di Jambi pada tahun 2015, waktu itu ada sekitar 500 Hektare lahan terbakar di Jambi akibat Karhutla.
kebakaran hutan ini akibat dari banyaknya hutan yang sudah dikonversi menjadi perkebunan (Seperti akasia, kelapa sawit, karet dll). Kita harus lebih peduli terhadap hutan kita
Dr. Atiek Widayati
Konversi hutan yang dilakukan oleh masyarakat, banyak mengakibatkan perubahan pada ekosistem lingkungan, lihat gambar berikut:

Kita perlu mengembalikan lagi keadaan fungsi hutan seperti sediakala, kita harus melakukan program penghijauan kembali terhadap hutan-hutan yang sudah dikonversi menjadi tempat pertanian/perkebnunan.
Bagaimana Masyarakat Umum Dapat Berkontribusi?
Restorasi hutan itu penting, karna jika hutan kita hilang maka penyerapan karbon dari CO2 di udara akan berkurang drastis, makanya kita harus dukung upaya-upaya untuk mengembalikan fungsi hutan seperti sediakala, bagaimana carannya?
Berikut upaya yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat yang peduli terhadap lingkungan:
- Mendukung pelestarian hutan.
- Mendukung praktik-praktik berkelanjutan (Industri/produk yang bertanggung jawab -> kayu, minyak sawit, karet dll).
- Budayakan untuk membuat hasil hutan bukan dari kayu, seperti kerajinan tangan yang tidak menggunakan bahan dari hasil penebangan hutan, Madu dari lebah, rempah-rempah, dan lain-lain.
- Mendukung ekonomi masyarakat tepi hutan.
- Pemanfaatan jasa ekosistem (hutan), seperti air mineral, tempat wisata dan lain-lain.
- Membagikan cerita atau kampanye soal peduli hutan lestari melalui tulisan-tulisan di blog, sosial media dan acara-acara seperti yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sjahrir.
Pemanfaatan Hutan Tanpa Harus Merusak Ekosistem Hutan
Materi pembahasan selanjutnya tentang “Pohon dan Ekonomi Kreatif” oleh ibu Murni Titi Resdiana, MBA dari kantor utusan khusus presiden bidang pengendalian perubahan iklim.
Tapi sayang ibu Titi berhalangan hadir, jadi pemateri digantikan oleh Dr. Amanda Katili Niode.
Seperti judul materi yang disampaikan, ibu Amanda menjelaskan tentang bagaimana cara kita bisa memanfaatkan hutan menjadi sebuah usaha ekonomi kreatif tanpa harus merusak hutan.
Pemanfaatan rotan dan rotan menjadi kerajinan tangan, daun jati, Indigofera, akar mengkudu dan kulit sacang yang bisa jadi pewarna kain, dan bisa memanfaatkan kelapa menjadi gula dan sabut.
Di Jambi sendiri ada UKM/UMKM yang sudah melakukan hal ini seperti kain Vinto (@kain_Vinto), Ragel Jamur Crispy (@ragel.id) dan Rengke (@rengkerengke) dan Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Jambi.
Kain Vinto Oleh Bustam Effendi Yang Mendunia
Kain Vinto yang didirikan oleh bang Bustam Effendi atau biasa di panggil Vinto ini sudah Go Internasional loh katanya, produknya juga sering di ekspor dan dipamerkan di beberapa ajang bertaraf international.
Ada produk anyaman rotan dan juga daun pandan kering yang bisa disulap menjadi tas cantik dengan rumbai-rumbai ala tas mahal, kemudian ada kain yang dibuat dengan pewarna alami.
Hasil karya kain Vinto terbilang unik dan bagus, bahkan waktu saya tanya mengenai harganya lumayan fantastis juga untuk hasil kerajinan tangan seperti ini.
Kain Vinto ini beroprasi di daerah Bungo dengan memanfaatkan tenaga masyarakat sekitar, jadi kehadiran kain Vinto bisa dibilang sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat Bungo terutama yang berkeja di sana.
Indonesia membutuhkan orang-orang seperti bang Vinto ini, dengan ilmu dan pengetahuannya tentang memanfaatkan hutan bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk orang banyak.
Rengke: Menyulap Rotan, Resam, dan Pandan Hutan Menjadi Sebuah Produk yang Memiliki Nilai Jual Tinggi
Berbeda dengan hasil karya kain Vinto, Rengke karya bang Ali tidak menghasilkan produk kain, akan tetapi memproduksi hasil kerajinan tangan dengan memanfaatkan bahan utama rotan, resam, dan pandan hutan.
Hasil karya dari Rengke menurut saya bagus-bagus semua, ada yang disulap menjadi prdouk fashion, produk hiasan, aksesoris, bahkan Rengke juga membuat plakat dari bahan-bahan tersebut.
Saya tertarik dengan hasil karya berupa topi dan juga hiasan pot bunganya, terlihat sangat rumit sekali anyamananya.
Ragel Jamur Crispy – Jajanan Ringan yang Gurih dan Nikmat
Kalau tadi bahas soal kerajinan tangan, kali ini berbeda. Ragel atau Rasa Gemilang ini merupakan produk makanan ringan dari bahan jamur yang memiliki cita rasa yang krenyes-krenyes alias gurih dan nikmat.
Rasanya enak dan gurih, cukup dengan merogoh koceh Rp. 10.000 kamu sudah bisa mendapatkan satu bungkus Ragel Jamur Crispy.
Jajanan ini cocok banget untuk dijadikan makanan ringan teman menulis artikel di saat lagi malas makan-makanan berat, karna selain rasanya yang gurih dan nikmat, Ragel juga bisa mengenyangkan.
Waktu di event saya nyoba dua bungkus masih terasa kurang, bisa dibilang saya adalah tipe orang penikmat makanan ringan, karena biasanya kalau nulis artikel di blog itu selalu siap sedia jajanan atau makanan ringan seperti Regel ini.
Kalau saja Ragel (Rasa Gemilang) tersedia di berbagai mini market terdekat pasti saya bakal sering beli ini Ragel Jamur Crispy.
Produk Dari Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Jambi
Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Jambi juga hadir dalam acara Forest Talk With Netizen Jambi, mereka membawa banyak produk mulai dari makanan, minuman hingga pupuk kompos.
Buat yang belum tahu soal DMPA, Desa Makmur Peduli Api atau disingkat DMPA merupakan sebuah program yang diluncurkan oleh APP Sinar Mas pada tahun 2015 sebagai salah satu perwujudan kebijakan konvervasi hutan dalam upaya mencegah kebakaran dan perambahan lahan, serta memberdayakan masyarakat sekitar hutan secara sosial-ekonomi.
Dengan adanya DMPA, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan mampu hidup mandiri secara kreatif dan bisa memanfaatkan hutan dengan sebaik-baiknya tanpa harus merusak ekosistem di lingkungan sekitar mereka tinggal.
DMPA Jambi membawa beberapa contoh produksi hasil binaan dari beberapa masyarakat lokal yang tinggal di provinsi Jambi, ada kerupuk jangek dari ibu PKK Purwodadi Kab. Tanjab Barat, wedang jahe merah mekar wangi, keripik tempe, dan kopi dari Desa Dataran Kempas Tanjab barat, dan masih banyak lagi.
Dengan banyaknya sampel produk yang dibawa DMPA Jambi, membuktikan bahwa sebenarnya masyarakat Jambi ataupun masyarakat Indonesia mampu memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar hutan dengan baik dan bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi mereka tanpa harus merusak ekosistem hutan.
Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA)
Sesuai yang telah disampaikan oleh ibu Elly Telasari (Asia Pulp and Paper) dengan adanya program-program DMPA, harapannya masyarakat Jambi mampu hidup mandiri hingga memiliki perekonomian yang cukup dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Adapun beberapa dokumentasi petani unggulan DMPA, produk unggulan DMPA serta program pemberdayaan perempuan di Jambi & Muba, yang disampaikan ibu Elly di acara Forest Talk sebagai berikut:
Keseruan Acara Forest Talk With Netizen Jambi
Setelah kurang lebih 3 jam kita berbicara terkait lestari hutan, kita ISHOMA terlebih dahulu karena waktu sudah menujukan siang hari, kami pun turun kebawah untuk menyantap menu makan siang yang sudah disediakan oleh pihak Swiss-belhotel.
Tapi sebelum makan siang, kita disuguhkan dengan live cooking shows buffet atau demo masak yang langsung diperagakan oleh chef restoran swiss-belhotel, jadi setelah si chef ini selesai memasak kita bisa langsung santap hidangan tersebut, berasa seperti punya chef pribadi gitu langsung dimasakin di tempat.
Kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan serta kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar dan “Lestari hutan” namun juga memberikan keseruan kebersamaan sesama peserta yang hadir dalam acara, di saat Jambi jarang sekali mengadakan event seperti ini. Kalau boleh jujur, ini event Blogger ke-2 yang saya ikuti di Jambi pada tahun 2019.
Saya bisa berkumpul bersama teman-teman netizen dan juga blogger dari Komunitas Blogger Jambi (KBJ) serta bisa kenalan sama abang-abang dan mbak-mbak media Jambi.
Kalau kamu penasaran seperti apa keseruan event Forest Talk With Netizen Jambi, bisa lihat beberapa foto berikut ini:
Video Acara Forest Talk With Netizen Jambi, 31 Agustus 2019
Tentang Yayasan Doktor Sjahrir

Yayasan Doktor Sjahrir adalah Organisasi Nirlaba yang dibentuk untuk meneruskan misi sosial almarhum Dr Sjahrir. Lembaga bergerak lintas sektor, termasuk bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
Alamat : Jalan Sukabumi No. 15, Menteng, Jakarta
Email : [email protected]
Situs : https://yayasandoktorsjahrir.id/