Beberapa hari lalu tepatnya tanggal 25 Maret 2021 saya mengikuti webinar dan talkshow yang diadakan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang berkolaborasi dengan KBR (Kantor Berita Radio) dengan tema “Mendoron penggunaan BBM ramah lingkungan guna mewujudkan program langit biru” yang diikuti oleh beberapa blogger / media online dari berbagai daerah (Kupang, Banjarmasin, Jambi, dan Gorontalo) serta mahasiswa aktif juga.
Dalam webinar ini, banyak pembahasan yang menarik terutama soal ajakan dari pemerintah untuk masyarakat segera mengganti BBM dari premium menjadi pertalite atau pertamax, karena premium dinilai sebagai bahan bakar minyak penyumbang emisi gas karbon tertinggi saat ini yang bisa berdampak pada iklan di dunia. Contoh saja saat ini sering terjadi fenomena perubahan iklim global (Global Climate Change), untuk menghindari perubahan yang makin memburuk pemerintah termasuk pertamina berupaya untuk mengurangi faktor penyebab perubahan iklim ini dengan salah satu upayanya adalah mengganti bahan bakar minyak yang lama menjadi menggunakan BBM ramah lingkungan yang dipercaya bisa mengurangi (mereduksi) emisi gas karbon di Indonesia.
Bapak Presiden Joko Widodo telah menandatangi Paris Protocol, terkait kesanggupannya mereduksi emisi gas karbon antara 29-40 persen pada tahun 2050 nantinya. Pemerintah Indonesia sudah menggagas kebijakan terkait masalah ini sejak November 2015 tahun lalu yang kemudian menjadi kebijakan Program Langit Biru.
Dengan menjalankan talkshow dan webinar seperti ini membuktikan bahwa komitmen pertamina dan pemerintah untuk mewujudkan Program Langit Biru benar adanya, tujuan kegiatan yang mengajak beberapa element masyarakat seperti blogger, media, influencer, dan mahasiswa. Bisa memberikan informasi serta edukasi terhadap pentingnya BBM ramah lingkungan, jujur saja saya sendiri tidak begitu paham atau tahu mengenai masalah ini, tapi sejak dulu saya sendiri sudah menggunakan bahan bakar pertamax atau pertamax turbo pada kendaraan roda dua (motor) dan mobil yang saya miliki.
Saya pribadi tahunya hanya karena motor / mobil bawaannya jadi terasa lebih enak dan nyaman saat menggunakan pertamax atau pertamax turbo dibandingkan menggunakan pertalite atau premium, oleh karena itu saya sudah meninggalkan premium dan pertalite sejak lama. Namun, setelah mengikutin talkshow dan webinar yang diadakan oleh YLKI dan KBR, saya jadi lebih tahu kegunaan saat kita mengganti bahan bakar kendaraan kita menjadi BBM ramah lingkungan.
Ternyata selama ini saya sudah menjadi golongan yang peduli terhadap lingkungan dan mendukung Program Langit Biru yang digagas oleh pemerintah melalui pertamina. Tapi soal Program Langit Biru, dalam webinar pak Tulus selaku Ketua Pengurus Harian YLKI menyampaikan bahwa “Pemerintah tidak konsisten dengan Program Langit Biru, tapi pada kenyataannya pemerintah masih mengeluarkan Premium (BBM tidak ramah lingkungan), dalam keseharian masyarakat masih suka mengantri Premium dengan alasan lebih murah, tak peduli mau lingkungan seperti apa? nah seberapa jauh pemerintah mensosialisasikan dan menyadarkan masyarakat supaya beralih ke kualitas BBM yang lebih baik”.
Kalau dilihat dari pembicaraan tentang BBM tidak ramah lingkungan, sampai saat ini benar kalau pemerintah terlihat tidak konsisten dengan kebijakan Program Langit Biru karena hingga detik ini BBM seperti Premium masih beredar di POM Bensin Pertamina, jika memang pemerintah serius dengan Program Langit Biru harusnya pemerintah menghapus Premium dan menggantinya dengan PertaLite atau Pertamax.
Tapi kalau menurut saya sih mungkin alasannya karena ketimpangan sosial-ekonomi masyarakat di Indonesia, harga Premium dan Pertamax cukup jauh meski untuk daerah seperti Jambi harga Premium dan Pertamax tidak terlalu berbeda dan menjadi beban, namun untuk maysarakat di pulau Jawa kemungkinan bisa menjadi masalah dan menimbulkan demo berkepanjangan untuk menolak kebijakan baik dari pemerintah.
Mungkin dengan alasan tersebut pemerintah hingga saat ini belum juga mengambil tindakan untuk segera menghapus BBM tidak ramah lingkungan tersebut (Premium) dengan BBM ramah lingkungan (Pertamax). Tapi tetap saja kita tidak tahu permasalahan utamanya karena negara kita tidak lah kecil, Indonesia termasuk negara maju yang cukup besar bahkan bisa mengguncangkan dunia, jadi wajar jika pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Pilih Bensin Premium atau Pertamax Turbo?
Kalau ditanya secara pribadi saya jelas akan jawab Pertamax Turbo, karena menurut saya harga BBM seperti Pertamax Turbo dengan harga kisaran Rp10.000, dengan penghasilan saya tiap bulan dan kegiatan saya dengan berkendara itu cuma Rp50.000 – Rp65.000 saja. Karena ya jarang berpergian atau punya kegiatan di luar rumah, lebih banyak kerjaan di dalam rumah dan beraktivitas atau olahraga juga selalu jalan kaki, sangat jarang sekali menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum.
Harapan saya sih pemerintah bisa segera merealisasikan Progam Langit Biru -nya dengan menghapus BBM tidak ramah lingkungan (Premium) menjadi BBM ramah lingkungan, mungkin dengan menghapus dan kemudian mengganti BBM ramah lingkungan seperti Pertamax dengan harga lebih murah sekitar Rp8.000 – Rp10.000 masyarakat tidak akan keberatan tapi kembali lagi dengan keputusan dan kebijakan akhir dari pemerintah, selama itu baik untuk kita dan tidak mengganggu kestabilan negara Indonesia, saya akan dukung semua kebijakan pemerintah. Semoga saja apa yang direncanakan oleh pemerintah melalui YLKI dan KBR bisa terwujud sesuai dengan target pencapaian.